Jumat, 16 September 2011

Penyelamatan Sederhana Bagi Lingkungan


Oleh: Gibran Huzaifah Amsi El Farizy
Salah satu isu utama yang dibawa pada saat KTT Perubahan iklim di Kopenhagen adalah pemanasan global. Pemanasan global disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah peningkatkan gas rumah kaca di atmosfer. Meningkatnya gas rumah kaca tersebut, terutama karbondioksida, menyebabkan dampak negatif yang kita alami sekarang, seperti perubahan iklim global (global climate change), pemanasan global yang menyebabkan es di kutub mencair, dan lain sebagainya.
Pada dasarnya, hutan sebagai sumber penyerapan karbon dapat menjadi solusi yang menjawab kondisi di atas. Mekanisme yang terjadi pada aliran karbon dalam atmosfer merupakan aliran yang bersifat dua arah; pengikatan CO2 ke dalam biomassa melalui fotosintesis dan pelepasan CO2 ke atmosfer melalui proses dekomposisi dan pembakaran. Diperkirakan sekitar 60 Pg1 karbon mengalir antara ekosistem daratan dan atmosfer setiap tahunnya, dan sebesar 0,7 ± 1,0 Pg karbon diserap oleh ekosistem daratan (Lasco, 2004 dalam Rahayu et al, 2005).
Ironisnya, di tengah kebutuhan hutan yang semakin krusial, deforestasi justru banyak terjadi di Indonesia. Badan Planologi Departemen Kehutanan mencatat, laju deforestasi di Indonesia berkisar 1,6 juta – 2,5 juta hektar per tahun. Jika kondisi ini dibiarkan, maka asset hutan akan habis dalam waktu dekat, dan niscaya efek rumah kaca akan semakin meningkat.
Upaya konservasi hutan merupakan agenda besar utama yang wajib dilakukan oleh pemerintah. Namun, disamping itu, masyarakat juga harus bisa mengambil tindakan nyata untuk mengurangi dampak dari pemanasan global. Tindakan nyata ini dapat dilakukan secara sederhana, yakni dengan menanam dan merawat dengan baik satu pohon hingga besar di pekarangannya masing-masing. Upaya ini memang kecil, tapi dapat berdampak besar jika dilakukan secara serentak.
Untuk lebih jelasnya, mari kita ilustrasikan hal di atas. Anggaplah ada 20 juta rumah yang dapat mengaplikasikan gagasan tersebut. Artinya, ada 20 juta pohon yang ditanam. Kita ibaratkan satu pohon mengisi lahan setiap 1 m2, sehingga ada lahan seluas 20 juta m2 atau 20 ribu hektar yang tertanam pohon.
Berdasarkan data pengujian Kuswatiningsih dkk (2010), estimasi cadangan karbon pada hutan homogen adalah sebesar 92,6 ton/ha. Walaupun tidak bisa menjadi data yang disejajarkan, hal tersebut tetap bisa dijadikan acuan estimasi cadangan karbon yang bisa dihasilkan iika kita secara konsisten menanam dan menjaga minimal satu pohon saja di pekarangan atau di pinggir jalan, yaitu sekitar 1,8 juta ton. Senilai itu pula kontribusi yang akan diberikan bagi lingkungan.
Pada dasarnya, setiap hal besar dimulai dari hal-hal kecil dan setiap tindakan kecil yang disatukan dapat menghasilkan dampak yang besar. Inovasi menanam dan menjaga satu pohon adalah upaya jangka panjang yang kecil dan sederhana. Namun, setidaknya ini menjadi tanggung jawab kita untuk menyelamatkan lingkungan dan mewariskannya ke anak-cucu kita kelak.
dimuat di harian Seputar Indonesia 29 Maret 2010